Pengendalian Penyakit TMV (Tobacco Mosaic Virus)

Penyakit TMV (Tobacco Mosaic Virus) merupakan penyakit tanaman yang disebabkan oleh virus TMV
Tobamovirus
Bentuk virus Tobamovirus  

 1. Pengertian Penyakit TMV (Tobacco Mosaic Virus)

Penyakit TMV (Tobacco Mosaic Virus) merupakan penyakit tanaman yang disebabkan oleh virus TMV. Penyakit tanaman ini menyerang famili Solanaceae (terong-terongan), dengan tanaman inang utamanya adalah tanaman tembakau. Virus ini pertama teridentifikasi oleh Ilmuan asal Amerika Wendell Meredit S. pada tahun 1995 dengan melakukan penelitian pada patogen yang menyerang tembakau, patogen tersebut dikristalkan dan diberi nama dengan Tobacco Mosaic Virus. Hingga saat ini penyakit ini telah banyak menginfeksi tanaman tembakau di berbagai dunia termasuk Indonesia. Tobacco Mosaic Virus ditularkan melalui serangga vektor seperti spesies Aphis gossypii. Penyebab penyakit mosaik tembakau adalah Tobamovirus dengan partikel berbentuk batang berukuran panjang kurang lebih 30 nm dan dapat menular ke tanaman lain.


Serangga vektor virus

2. Gejala penyakit TMV

Tobacco Mosaic Virus Gejala penyakit merupakan suatu kondisi abnormalitas yang terjadi secara terus menerus dan berkala. Penyakit tanaman yang disebabkan oleh virus tidak memiliki tanda penyakit atau patogen tidak bisa dilihat secara langsung. Pada Tobacco Mosaic Virus memiliki beberapa gejala antara lain: 

  • Daun mengalami keriting
  • Klorotik pada sekitar tulang daun
  • Pada tingkat lanjut warna daun berubah menjadi menguning dan bercak-bercak yang tidak teratur
  • Pertumbuhan daun terhambat dan mengerdil
  • Terjadinya penyakit cosmetik atau menurunkan kualitas bentuk daun

Tobacco Mosaic Virus
Gejala penyakit mosaik tembakau

3. Pengendalian penyakit TMV

Upaya pengendalian yang lebih efektif adalah secara preventif karena penyakit tanaman yang disebabkan oleh virus belum memiliki obat pengendali atau vaksin. Pengendalian preventif adalah pengendalian yang dilakukan saat gejala belum muncul. Beberapa pengendalian penyakit TMV antara lain:

  • Sanitasi lahan atau membersihkan lahan dari sumber penyakit
  • Pemberian disinfektan pada tangan pekerja
  • Menanam varietas tahan penyakit
  • Mengatur jarak tanaman agar mengurangi tingkat infeksi
  • Melakukan pengendalian terhadap serangga vektor dengan Insektisida baik sintetik maupun hayati
  • Tidak memberikan porsi pupuk dengan kandungan N berlebih karena membuat tanaman lunak dan mudah terserang penyakit
  • Perbanyak persediaan unsur hara K dalam tanah dengan cara penambahan pupuk. Unsur hara K membatu pertumbuhan tanaman lebih kuat dan tahan terhadap penyakit
Baca Juga
© Pertanian Jaya. All rights reserved. Developed by Pertanian Jaya

Cookies Consent

This website uses cookies to offer you a better Browsing Experience. By using our website, You agree to the use of Cookies.

Learn More