Klasifikasi dan Ekologi Tikus Sawah (Rattus argentiventer)

Tikus sawah dengan nama ilmiah Rattus argentiventer merupakan tikus yang memiliki habitat utama di wilayah Asia Tenggara
Tikus sawah (Rattus argentiventer)
  1. Domain
    • Eukariota
  2. Kingdom
    • Metazoa
  3. Filum
    • Chordata
  4. Subfilum
    • Vertebrta
  5. Kelas
    • Mammalia
  6. Ordo
    • Rodentia
  7. Famili
    • Muridae
  8. Subfamili
    • Murinae
  9. Genus
    • Rattus
  10. Spesies
    • Rattus argentiventer (Sumber: cabi.org)

Tikus sawah dengan nama ilmiah Rattus argentiventer merupakan tikus yang memiliki habitat utama di wilayah Asia Tenggara. Tikus sawah memiliki habitat utama di daerah budidaya pertanian seperti di areal persawahan dan jagung, selain itu mereka juga suka tinggal di daerah padang rumput. Tikus sawah memiliki karakter suka berlindung di liang tanah dengan membuat lubang atau dibawah batu. Lubang-lubang tersebut dijadikan tikus sebagai tempat tinggalnya.

Deskripsi Fisik

Tikus sawah merupakan tikus yang memiliki tubuh sedang dibandingkan dengan tikus rumah atau tikus got. Memiliki bulu berwarna kuning kecoklatan dan hitam beruban. Pada bagian perutnya memiliki bulu berwarna keabu-abuan, permukaan punggung kaki belakangnya memiliki warna yang hampir sama dengan punggungnya dan seringkali terdapat bintik atau garis berwarna gelap. Ekornya berwarna coklat, tikus ini memiliki panjang 300-400mm dengan panjang ekornya 140-200mm dan panjang tengkorak 37-40mm.

Reproduksi 

Tikus sawah memiliki karakter kawin dengan istilah poliestrus dengan estrus 3 sampai 5 hari dengan musim kawin secara terus menerus. Poliestrus adalah banyaknya birahi dalam 1 tahun. Tikus betina memiliki waktu kehamilan 3 minggu dengan 3 hingga 8 anak, tikus sawah memiliki 6 pasang kelenjar susu atau mammae. Tikus betina membangun sarang 3-5 hari sebelum melahirkan, sarang tersebut ditinggali tikus induk dengan anak-anaknya. Anakan tikus terlahir tanpa bulu dengan kondisi buta, namun setelah 15 hari mata mereka mulai berfungsi secara normal. Induk betina menyapih anak tikus dan meninggalkan sarang setelah 3 minggu. Tikus sawah mencapai kematangan seksual pada usia 3 bulan. Tikus betina dan jantan secara kompak merawat anaknya namun tikus jantan hanya memainkan peran yang tidak signifikan dibandingkan tikus betina.

Perilaku

Tikus sawah hidup dalam kelompok besar dan memiliki tingkat hierarki sosial dimana tikus jantan lebih mendominasi walaupun sedikit tikus betina juga memiliki peran penting pada kelompoknya. Tikus sawah merupakan hewan teresterial atau seluruh aktivitasnya berada di tanah. Tikus ini memiliki suara jeritan yang digunakan untuk berkomunikasi dan menjaga wilayahnya. Tikus sawah memiliki kebiasaan memakan biji-bijian, namun tikus sawah terkadang juga memakan serangga-serangga kecil.

Peran dalam dunia pertanian

Tikus sawah menjadi salah satu hama utama pada budidaya tanaman padi, tikus tikus ini bertanggung jawab atas menurunnya produksi gabah dan buah-buahan. Tikus menjadi hewan pengerat yang merusak tanaman padi dengan tingkat kerugian yang cukup tinggi.


Baca Juga
© Pertanian Jaya. All rights reserved. Developed by Pertanian Jaya

Cookies Consent

This website uses cookies to offer you a better Browsing Experience. By using our website, You agree to the use of Cookies.

Learn More