Tips Sukses Ternak Kambing dengan Modal Sedikit

Ternak kambing menjadi kegiatan yang strategis karena setiap orang bisa melakukannya, berternak kambing tidak harus dengan modal yang banyak

Tips sukses berternak kambing

Sektor pertanian yang di dalamnya termasuk subsektor peternakan mempunyai peranan yang penting dalam pembangunan perekonomian masyarakat saat ini, pola peternakan kambing potong atau pedaging di Indonesia sebagian besar masih berskala kecil sehingga perlu diupayakan secara lebih intensif. Pengembangan ternak kambing dapat dilakukan hampir pada semua kondisi, baik di wilayah lahan dataran tinggi maupun pada wilayah lahan dataran rendah, baik di lahan sawah, lahan tegalan, lahan perkebunan bahkan lahan di sekitar hutan.

Melakukan budidaya kambing bertujuan untuk memperoleh pupuk kandang yang banyak dan tersedia setiap saat, memperoleh keuntungan dari hasil anakan dan kambing merupakan salah satu hewan yang menghasilkan nutrisi hewani yaitu daging dan susu. Selain itu, budidaya kambing memiliki banyak keuntungan antara lain sebagai penghasil susu, daging dan benang wol.

Ternak kambing menjadi kegiatan yang strategis karena setiap orang bisa melakukannya, berternak kambing tidak harus dengan modal yang banyak, ternak kambing mulai 2 juta sudah bisa mendapatkan pejantan dan betina. Selain itu ternak kambing tidak harus mencari rumput atau ngarit, kambing bisa diberikan pakan buatan atau Molase. Pakan ternak kambing jenis molase ini merupakan fermentasi bahan organik seperti pohon pisang.

Mengenal Jenis-Jenis Kambing

Berdasarkan segi fungsi utama kambing terbagi menjadi 2 jenis yaitu kambing sebagai penghasil daging dan penghasil susu. Berikut merupakan Beberapa jenis kambing yang umum di budidayakan.

1. Kambing Saanen

Kambing Saanen berasal dari Saanen, Swiss. Baik kambing jantan maupun betinanya tidak memliki tanduk. Warna bulunya putih atau krem pucat. Hidung, telinga dan badannya berwarna belang hitam. Dahinya lebar, sedangkan telinganya berukuran sedang dan tegak. Kambing ini merupakan jenis kambing penghasil susu.

2. Kambing Etawa

Ciri dari kambing ini adalah bagian hidung ke atas melengkung, panjang telinga antara 15- 30 cm, menggantung ke bawah dan sedikit kaku, warna bulu bervariasi antara hitam dan coklat, memiliki bulu tebal dan agak panjang dibawah leher dan pundak (jantan), di bagian bawah ekor (betina). Sasaran utama dari kambing peranakan etawa pada dasarnya adalah penghasil susu, tetapi juga sebagai penghasil daging.

3. Kambing Jawa Randu

Merupakan kambing hasil persilangan antara kambing etawa dengan kambing kacang. Memiliki tubuh lebih kecil dari kambing etawa, dengan bobot kambing jantan dewasa dapat lebih dari 40 kg, sedangkan betina dapat mencapai bobot 40 kg. Baik jantan maupun betina bertanduk. Memiliki telinga lebar terbuka, panjang dan terkulai.

4. Kambing Kacang 

Cirinya adalah badan kecil dan relatif pendek, telinga pendek dan tegak, jantan dan betina memiliki tanduk. Kambing kacang adalah ras unggul kambing yang pertama kali dikembangkan di Indonesia. Badan kambing ini kecil. Tinggi pundak pada yang jantan 60- 65 cm, sedangkan yang betina 56 cm.

5. Kambing Gembrong

Ciri khas dari kambing ini adalah berbulu panjang. Panjang bulu sekitar berkisar 15-25 cm, bahkan rambut pada bagian kepala sampai menutupi muka dan telinga. Rambut panjang terdapat pada kambing jantan, sedangkan kambing gembrong betina berbulu pendek berkisar 2-3 cm.Selain diambil dagingnya, bulu kambing ini memiliki nilai ekonomis karena bisa dijual kepada nelayan untuk menangkap ikan.

6. Kambing Boer

Kambing boer merupakan satu-satunya kambing pedaging yang pertumbuhannya yang cepat. Kambing ini dapat mencapai berat dipasarkan 35–45 kg pada umur lima hingga enam bulan, dengan pertambahan berat tubuh antara 0,02–0,04 kg per hari. Kambing boer dapat dikenali dengan mudah dari tubuhnya yang lebar, panjang, dalam, berbulu putih, berkaki pendek, berhidung cembung, berkepala warna coklat kemerahan atau coklat muda hingga coklat tua.

Pemilihan Bibit Kambing

Pemilihan bibit diperlukan untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik. Pemilihan calon bibit dianjurkan di daerah setempat, bebas dari penyakit dengan phenotype baik. Berikut ini langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemilihan bibit.

1. Memperhatikan Indukan Calon Betina

Umur berkisar antara > 12 bulan, (2 buah gigi seri tetap), tingkat kesuburan reproduksi sedang, sifat keindukan baik, tubuh tidak cacat, berasal dari keturunan kembar (kembar dua), jumlah puting dua buah dan berat badan > 20 kg. 

  • Tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus, tubuh besar, tapi tidak terlalu gemuk. 
  • Jinak dan sorot matanya ramah. 
  • Kaki lurus dan tumit tinggi. 
  • Gigi lengkap, mampu merumput dengan baik (efisien), rahang atas dan bawah rata. 
  • Dari keturunan kembar atau dilahirkan tunggal tapi dari induk yang muda. 
  • Ambing simetris, tidak menggantung dan berputing 2 buah.

2. Memperhatikan Calon Indukan Jantan

  • Keturunan kembar. 
  • Mempunyai libido (nafsu kawin) yang tinggi. 
  • Sehat dan tidak cacat. 
  • Pejantan ternak kambing sebaiknya mempunyai penampilan fisik yang baik. 
  • Memiliki dada yang bidang dan permukaan dada terlihat lebar dari jarak antara kaki kiri dan kanan. 
  • Kedua buah pelir (testis) normal dan bergantung. Erat buah zakar panjang dan sifat kejantanannya nyata. 
  • Badan tampak panjang, bagian belakang berukuran besar dengan kaki lurus dan kuat serta bertumit tinggi. 
  • Umur pejantan sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua, yaitu sekitar 1–5 tahun

3. Bibit Kambing Bakalan

Secara umum ciri bibit yang baik adalah yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan. Bibit kambing bakalan yang baik untuk di jadikan sebagai usaha ternak penggemukan adalah sebagai berikut : 

  • Umur antara 8–12 bulan. 
  • Ukuran badan normal, sehat bulu bersih dan mengkilap garis punggung dan lurus. 
  • Keempat kaki lurus, kokoh dan tumit terlihat tinggi. 
  • Tidak ada cacat pada bagian tubuhnya, tidak buta. 
  • Hidung bersih, mata tajam dan bersih serta anus bersih. 
  • Sehat dan tidak mempunyai penyakit terutama penyakit menular.

4. Pengelolaan Reproduksi

Diusahakan agar kambing bisa beranak minimal 3 kali dalam dua tahun. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah : 

  • Kambing mencapai dewasa kelamin pada umur 6 s/d 10 bulan, dan sebaiknya dikawinkan pada umur 10-12 bulan atau saat bobot badan mencapai 55-60 kg. 
  • Lama birahi 24-45 jam, siklus birahi berselang selama 17-21 hari. 
  • Tanda-tanda birahi : gelisah, nafsu makan dan minum menurun, ekor sering dikibaskan, sering kencing, kemaluan bengkak dan bila dinaiki mau/diam. 
  • Ratio jantan dan betina = 1 : 10 Saat yang tepat untuk mengawinkan kambing adalah : Masa bunting 144-156 hari ( 5 bulan). Masa melahirkan, penyapihan dan istirahat ± 2 bulan.

Baca Juga
© Pertanian Jaya. All rights reserved. Developed by Pertanian Jaya

Cookies Consent

This website uses cookies to offer you a better Browsing Experience. By using our website, You agree to the use of Cookies.

Learn More